PGRIBANJARNEGARA -Transformasi untuk kemajuan pendidikan menjadi titik tekan dalam pelantikan Pengurus PGRI Cabang Rakit Masa Bakti XXIII Tahun 2025–2030. Acara yang berlangsung di Gedung Korwilcam Kecamatan Rakit pada Jumat, 13 Juni 2025 ini menjadi tonggak awal gerakan nyata menuju Indonesia Emas, melalui peran strategis PGRI dalam membangun dunia pendidikan di tingkat lokal.
Acara pelantikan yang dimulai pukul 09.00 WIB hingga 11.00 WIB ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Ketua PGRI Kabupaten Banjarnegara Heling Suhono, S.Pd., M.Pd., MM., Korwilcam Dikpora Kecamatan Rakit, Forkompimca Rakit, Ketua K3S Ki Hajar Dewantara Kecamatan Rakit, serta seluruh kepala SD dan SMP Negeri di wilayah Rakit, terdiri dari 31 kepala SD dan 2 kepala SMP.

Sebanyak 17 pengurus dan 7 anggota Satgas resmi dilantik oleh Ketua PGRI Cabang Rakit, Iwan Priyono, M.Pd. Dalam sambutannya, Iwan menekankan pentingnya kolaborasi dan profesionalisme dalam mengemban amanah.
“Pemilihan pengurus didasarkan pada keahlian masing-masing. Kami siap berperan aktif dalam mendorong kemajuan pendidikan di Kecamatan Rakit. Kami mohon doa dan dukungan dari semua ranting untuk menyukseskan program-program ke depan, termasuk penertiban kepengurusan di tingkat ranting,” ujarnya.

Dukungan moral dan harapan besar juga disampaikan oleh Camat Rakit, Rakiwan, S.H. Ia menekankan bahwa pakaian PGRI bukan hanya seragam, tetapi simbol tanggung jawab terhadap dunia pendidikan.
“Semoga amanah ini bisa dijalankan dengan baik dan penuh tanggung jawab,” ucapnya.

Sorotan penting juga disampaikan Ketua PGRI Kabupaten Banjarnegara, Heling Suhono, S.Pd., M.Pd., MM., yang mengingatkan pengurus baru akan tantangan besar di dunia pendidikan, terutama dalam menghadapi era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity). Ia menjelaskan bahwa dunia pendidikan di Kabupaten Banjarnegara sedang menghadapi berbagai persoalan krusial di hampir semua program strategis.
“Di bidang Program PTK (Pendidik dan Tenaga Kependidikan), rata-rata setiap bulan ada sekitar 20 guru yang memasuki masa pensiun, sementara tenaga administrasi hampir tidak ada di banyak sekolah. Kekurangan guru terus membengkak dan belum tertangani secara optimal,” ungkap Heling.
Lebih lanjut, pada Program Sarana dan Prasarana, kondisi fisik sekolah juga sangat memprihatinkan. “Hampir 50% sekolah dasar dalam kondisi rusak, dari bangunan hingga mebelair. Ini menjadi salah satu hambatan besar dalam menciptakan lingkungan belajar yang layak dan aman,” tegasnya.
Tak hanya itu, pada Program Standar Pembiayaan, dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dinilai belum mampu mencukupi kebutuhan riil operasional sekolah. “BOSP yang ada sangat terbatas penggunaannya, jauh dari cukup. Di sisi lain, sekolah swasta memiliki keleluasaan yang lebih dalam penggunaan BOSP,” jelasnya.
Sementara itu, di Program Pengelolaan Pendidikan, Banjarnegara juga menghadapi krisis kepemimpinan sekolah. “Kami masih kekurangan lebih dari 150 kepala sekolah, ini sangat berpengaruh terhadap efektivitas manajerial dan mutu pembelajaran di sekolah-sekolah,” ujarnya.
Dengan berbagai persoalan tersebut, Heling menegaskan perlunya tindakan nyata dari seluruh elemen pendidikan. “Kondisi demikian sesungguhnya harus diperbaiki supaya kita bisa menciptakan proses pembelajaran yang bermutu, dan yang pada akhirnya akan menciptakan lulusan yang bermutu,” ujarnya tegas. Ia juga menambahkan bahwa perubahan ini hanya mungkin tercapai jika seluruh pihak bersedia berkolaborasi, berjuang, dan berkorban demi kemajuan pendidikan.
Acara ini menjadi simbol kuat dari semangat baru yang diusung PGRI Cabang Rakit. Harapannya, melalui kepengurusan baru ini, PGRI akan menjadi motor perubahan yang mampu mewujudkan Rakit yang MADANG (Maju, Aman, Damai, dan Terpandang) menuju cita-cita besar Indonesia Emas 2045.***( Toni W_Kominfo PGRI Cabang Rakit)